Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengunjungi Kantor Kompas Group (18/7). Kunjungan ini merupakan bagian dari program Safari Demokrasi setelah sebelumnya mengunjungi beberapa kediaman Partai Politik (Parpol), perguruan tinggi, hingga Organisasi Masyarakat (Ormas) baik yang bersifat kepemudaan maupun keagamaan menjelang Pemilu 2024 mendatang.
Pada kesempatan tersebut Kepala Biro Harian Cetak Kompas, Helmi mempertanyakan apa sesungguhnya kekhasan pemilu di Jawa Barat jika dibandingkan dengan wilayah lain. Kekhasan tersebut menurutnya, penting untuk dipublikasikan kepada masyarakat agar lebih banyak yang berpartisipasi. "Kami tidak mampu memasukan semua provinsi ke dalam media. Kira-kira Bawaslu Jawa Barat punya kekhasan atau kreatifitas lebih apa yang dapat ditunjukan ketimbang daerah lain ? Kekhasan dan kreatifitas yang bagaimana ?", katanya dengan mimik penuh tanya.
Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Barat, Abdullah pun langsung menanggapi pertanyaan tersebut dan memaparkan bahwa ada banyak program untuk memancing partisipasi masyarakat, yang mana program ini tidak dimiliki oleh wilayah lain. Sebut saja Halaqoh Santri, Saka Adhyasta, permainan ular tangga demokrasi, desa anti politik uang yang bisa menjadi percontohan, termasuk camping demokrasi bersama anak-anak muda di Bangor. Seluruh program ini berisi pengetahuan pengawasan, pencegahan, penindakan pelanggaran, serta peradilan pemilu berupa penyelesaian sengketa untuk mengetahui metode yang strategis bagi para anak muda dapat berperan.
"Kreatifitas dalam melakukan pendekatan pada pemilih memang menjadi challenge tersendiri bagi internal kami", ungkap Abdullah.
Maka dari pada itu, ia dan jajarannya sangat terbuka apabila pihak lain tak terkecuali Kompas Group ingin memberikan masukan atau ide kreatif. Sharing keilmuan senantiasa menjadi suatu kemungkinan bagi Bawaslu demi menyukseskan setiap perhelatan pesta demokrasi. Termasuk sharing ilmu terkait teknis investigasi dan melakukan pemberitaan, mengingat sebagai lembaga publik Bawaslu harus mampu menyajikan infomasi kepada publik dengan baik.
"Barangkali ada ide positif bagi Bawaslu, kami sangat terbuka. Kami juga ingin tahu bagaimana Kompas TV berhasil menjadi pemenang kategori pemberitaan terbaik pada tahun 2019, bagaimana teknik investigasi yang dilakukan", ucap Bang Dul, sapaan akrabnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Kompas TV, Nugroho Iman menyarankan agar Bawaslu Jawa Barat mulai menggandeng organisasi-organisasi pencinta alam. "Lakukan camping demokrasi dengan inovasi baru, misalnya menggandeng anak muda yang sudah masuk kategori pemilih naik gunung", kata Nugroho sambil menutup diskusi. (She)









