Pelibatan masyarakat dalam pengawasan Pemilu harus terlebih dahulu melalui proses sosialisasi dan transfer pengetahuan dan keterampilan pengawasan Pemilu dari pengawas Pemilu kepada masyarakat. Dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara Bawaslu dan masyarakat secara luas. Permainan Ular Tangga Demokrasi, sebuah pendekatan baru kepada masyarakat yang digagas oleh Kordiv Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Jabar, Zaki Hilmi guna mendorong partisipasi masyarakat agar lebih memahami perihal demokrasi dan kepemiluan, sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat, sekaligus sarana aktualisasi partisipasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan dalam penentuan jabatan publik.
Zaki Hilmi menilai bahwa pendekatan yang selama ini dilakukan sudah terlihat monoton, perlu inovasi baru agar lebih bisa diterima di masyarakat. Harapannya, permainan ini bisa dinikmati dan menjadi gerakan bersama Bawaslu Kabupaten Kota di Jawa Barat. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif bertajuk edukasi demokrasi di Mandiri University, Kamis 22 September 2022.
Sebagai tindaklanjut kegiatan tersebut, Bawaslu Jabar gelar edukasi demokrasi melalui permainan ini di Kota Banjar dengan melibatkan siswa tingkat menengah dengan tujuan sebagai pengenalan dan pembelajaran demokrasi kepada pemilih pemula sejak dini. “Sosialisasi melalui media permainan ular tangga demokrasi ini merupakan pendekatan baru bagi segmen pemilih pemula, juga bisa diterapkan kepada pemilih kalangan masyarakat umum” ungkap Zaki dalam sosialisasi di SMAN 1 Kota Banjar (27/09). Sosialisasi juga diikuti oleh siswa siswi SMAN 3 Kota Banjar dan SMKN 1 Kota Banjar.
Secara permainan, ular tangga demokrasi dimainkan sebagaimana permainan ular tangga pada umumnya. Keunikannya terletak pada substansi pertanyaan yang harus dijawab oleh pemain yang menitikberatkan tentang kepemiluan dan demokrasi.









